• Gedung KUA Kec. Cangkringan
  • Cetak Buku Nikah
  • Bukti Telah Nikah Sah
  • Salah Satu Tupoksi KUA Kec. Cangkringan: Manasik Haji
  • Pembinaan Kaum Rois Pasca Erupsi Merapi 2010

Rabu, 02 Februari 2011

Sarasehan Kaum Rois Pascaerupsi Merapi 2010

Oleh: Author
Pada Rabu, 02 Februari 2011 yang lalu, Kantor Urusan Agama Kecamatan Cangkringan menyelenggarakan Sarasehan Kaum Rois Korban Erupsi Merapi Tahun 2010. Kegiatan sarasehan ini dilaksanakan di kantor KUA kecamatan setempat. Menurut Kepala KUA Kecamatan Cangkringan, Eko Mardiono, S.Ag., M.S.I., Sarasehan Kaum Rois tersebut diikuti oleh 125 orang. Mereka berasal dari desa Umbulharjo, Kepuharjo, dan Glagaharjo yang terkena dampak langsung dari peristiwa erupsi Merapi beberapa waktu yang lalu. Selain itu, peserta sarasehan ini juga berasal dari beberapa dusun di Wukirsari dan Argomulyo yang berada di daerah kanan dan kiri sungai Gendol, termasuk juga yang terkena dampak meluapnya lahar dingin Merapi sepanjang sungai Opak.

Penyelenggaraannya dilaksanakan sebanyak dua tahap, tanggal 02 dan 07 Februari 2011. Anggarannya diambilkan dari dana bantuan BAZ Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. KUA Kecamatan Cangkringan beberapa waktu yang lalu menerima amanah untuk menyalurkan bantuan itu kepada para korban bencana Merapi. Bantuannya kemudian diwujudkan berupa kegiatan dan sedikit santunan (transport) kepada kaum rois. Diharapkan nantinya para kaum rois mampu mengemban tugas dan fungsinya sebagai pemimpin dan tokoh agama di dusunnya masing-masing, khususnya dalam menghadapi pembangunan kembali (recovery) bidang keagamaan pascaerupsi Merapi 2010.

Di tengah-tengah masyarakat, kaum rois memang mempunyai peran dan andil yang cukup tinggi. Mereka lah yang memimpin pelaksanaan upacara-upacara keagamaan di kampung-kampung. Mulai dari peristiwa kelahiran seorang anak, prosesi upacara pernikahan, penggiatan majlis zikir, sampai ke pengurusan jenazah lengkap dengan upacara ritual keagamaannya. Dari namanya saja sudah terlihat bahwa mereka adalah para pemuka agama. Rois secara bahasa berarti kepala atau pemimpin. Selain itu, rois oleh masyarakat juga dikenal dengan modin, yang berarti memanjangkan agama atau menyampaikan agama. Mereka juga dikenal dengan imamuddin (imam agama).

Begitu besar peran dan fungsi kaum rois, tetapi selama ini mereka belum mendapatkan perhatian yang selayaknya, baik dari aspek peningkatan kualitas SDM-nya maupun kesejahteraannya. Oleh karena itu, KUA Kecamatan Cangkringan ketika mendapatkan amanah untuk menyalurkan bantuan bagi korban bencana erupsi Merapi juga menjadikan kaum rois ini sebagai salah satu objek sasarannya.

Artikel Terkait:

2 komentar:

  1. Materi sarasehan kurang mengena dengan problematika yang dihadapi oleh umat yang akidahnya digerogoti oleh pihak luar....alangkah bagusnya kalau materi dikaitkan dengan cara penanggulangan pemurtadan dan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.

    BalasHapus
  2. @Jundullah3: Terimakasih atas kritik konstruktifnya. KUA Cangkringan masih mempunyai sekali lagi kesempatan sarasehan kaum rois. Insya Allah nanti materinya akan lebih diarahkan kepada yang Jundullah maksud. Okey?

    BalasHapus