• Gedung KUA Kec. Cangkringan
  • Cetak Buku Nikah
  • Bukti Telah Nikah Sah
  • Salah Satu Tupoksi KUA Kec. Cangkringan: Manasik Haji
  • Pembinaan Kaum Rois Pasca Erupsi Merapi 2010

Minggu, 30 Januari 2011

Kondisi Masjid Terkena Erupsi Merapi 2010

Oleh: Eko Mardiono
Erupsi Merapi yang terjadi beberapa waktu yang lalu sungguh telah meluluhlantakkan semua hal yang ada di wilayah Cangkringan dan sekitarnya. Erupsi Merapi ini mulai terjadi pada Selasa, 26 Oktober 2010 dan yang terdahsyat terjadi pada Kamis malam, 04 Nopember 2010. Erupsi Merapi yang amat dahsyat itu juga memporakporandakan beberapa bangunan masjid. Ada masjid yang hancur dan musnah, ada masjid yang rusak berat, sedang, dan ada juga yang rusak ringan. Foto bangunan di samping kiri ini adalah musholla Al-Ikhlas yang disediakan bagi para pengungsi yang bertempat tinggal di selter (rumah hunian semantara) di Kuwang, Argomulyo, Cangkringan.

Masjid-masjid yang terkena terjangan awan panas dan muntahan material vulkanik Merapi tersebar di seluruh desa atau kelurahan yang ada di kecamatan Cangkringan. Tidak hanya di daerah bagian atas, tetapi juga termasuk juga yang berada di daerah bagian bawah. Hal itu karena awan panas dan muntahan material vulkanik Merapi juga mengikuti aliran sungai yang berhulu ke puncak Merapai. Oleh karenanya, masjid-masjid yang hancur, musnah, dan rusak juga ada yang berlokasi di Wukirsari, dan Argomulyo, Cangkringan.

Berikut ini beberapa foto atau gambar yang menunjukkan kondisi masjid-masjid tersebut.
Gambar sebelah kiri ini adalah bekas lokasi masjid Al-Amin Kinahrejo, Umbulharjo. Bangunan masjidnya sendiri sudah hancur terkena terjangan awan panas Merapi. Pada erupsi Merapi tahun 2010 yang pertama, yaitu yang terjadi pada Selasa, 26 Oktober 2010 pukul 18.05 WIB bangunan fisik masjidnya sebetulnya masih tetap berdiri, hanya bagian atapnya yang rontok dan rusak berat. Namun, pada erupsi Merapi pada Kamis malam, 04 Nopember 2010 masjid itupun menjadi hancur dan rata dengan tanah. Masjid Al-Amin tersebut berlokasi satu kompleks dengan tempat tinggal juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.

Adapun gambar sebelah kanan ini adalah bekas sisa puing-puing masjid Al-Hikmah Ngrangkah, Umbulharjo. Dalam gambar tersebut tampak  hanya tinggal tempat imaman shalat. Kampung Ngrangkah ini sebetulnya masih satu dusun dengan Kinahrejo, yang tergabung dengan nama dusun Pelemsari. Dusun Pelemsari ini terdiri dari tiga kampung (RW) yaitu Kinahrejo, Ngrangkah, dan Pelemsari. Letak masjid Al-Hikmah Ngrangkah tersebut berada beberapa km ke arah selatan dari lokasi masjid Al-Amin Kinahrejo.
Foto sebelah kiri inipun juga merupakan sisa-sisa bangunan masjid. Hanya sedikit saja tembok bangunan masjid yang masih tersisa. Ini adalah kondisi masjid Nur Iman Pangukrejo, Umbulharjo. Hancurnya masjid Nur Iman ini sebenarnya hanya terkena terjangan awan panas Merapi, bukan  timbunan material vulkaniknya. Akan tetapi, subhanallah, tiupan awan yang berderajat sangat tinggi mampu menghancurkan bangunan-bangunan yang berdiri sangat kokoh.

Lho, mana bangunan masjidnya? Kok malah ada orang nampang dengan background Merapi? Oke, memang bangunan masjidnya sudah hancur dan musnah, rata dengan tanah. Lokasi sebagaimana tampak pada gambar sebelah kanan ini adalah bekas tempat berdirinya masjid Sunan Kalijogo Kaliadem, Kepuharjo. Di desa Kepuharjo sendiri ada beberapa masjid yang hancur dan tertimbun material vulkanik Merapi. Masjid-masjid itu adalah masjid Jambu, Petung, Kepuh, dan Manggong.

Sedangkan yang tampak pada gambar sebelah kiri ini adalah masjid Al-Muttaqin Ngepringan, Wukirsari. Selain sebagian atapnya yang rusak, setengah bangunannya juga tertimbun meterial vulkanik Merapi. Sebetulnya lokasi masjid ini sudah agak jauh dari puncak Merapi. Hanya saja letaknya sangat berdekatan dengan bantaran sungai Gendol. Sebuah sungai yang berhulu ke puncak Merapi dan pada erupsi Merapi tahun 2010 ini menerima muntahan vulkanik Merapi yang paling besar dibanding dengan sungai-sungai yang berhulu ke puncak Merapi lainnya. Paling tidak ada 140 - 150 juta meter kubik material vulkanik Merapi mengalir ke sungai Gendol tersebut.

Lain lagi dengan masjid yang tergambar di sebelah kanan tulisan ini. Masjid ini sudah melakukan pembangunan kembali. Tentunya, pembangunan kembali masjid tersebut tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa tenaga, pikiran, ataupun beaya. Dia adalah masjid Al-Ihsan Glagahmalang, Glagaharjo. Sebenarnya di Glagaharjo sendiri terdapat beberapa masjid yang hancur dan rusak berat. Masjid-masjid itu adalah  masjid Kalitengahlor, Kalitengahkidul, Srunen, Singlar, dan Ngancar.

Tinggal timbunan pasir. Inilah bekas lokasi masjid Nurul Huda Bakalan, Argomulyo. Masjid ini merupakan masjid paling selatan yang terkena muntahan vulkanik Merapi yang sampai rata dengan tanah. Dari puncak Merapi, masjid tersebut berjarak sekitar 13 km. Memang lokasinya sangat berdekatan dengan bantaran sungai Gendol. Ada informasi bahwa warga penduduk Bakalan ini akan segera mendapatkan relokasi pascaerupsi Merapi. Bahkan, konon, pembangunan relokasinya akan dijadikan sebagai percontohan untuk wilayah kecamatan Cangkringan. Kalau begitu, semua pihak juga harus segera mengkoordinasikan tentang pembangunan masjidnya. Syukur, masjidnya dapat dibangun secara megah karena rencana lokasinya berada di tempat yang sangat strategis. Yaitu, berada di jalan raya Cangkringan-Pakem.


Demikian beberapa gambaran tentang kondisi masjid di kecamatan Cangkringan yang terkena terjangan awan panas dan timbunan material vulkanik Merapi pada tahun 2010 yang lalu. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait:

4 komentar:

  1. Semoga cepat selesai perbaikan kondisi Cangkringan seperti sediakala. Dan semoga warga Cangkringan diberi kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.

    BalasHapus
  2. Amiin....
    Perbaikan kondisi Cangkringan memang memerlukan perencanaan matang yg disusun secara komprehensif dan melibatkan semua unsur. Terimakasih atas coment-nya.

    BalasHapus
  3. @KUA Seyegan: Terimakasih. Jazakumullah khairan jaza'.

    BalasHapus