Jakarta (Solopos.com)--Pesantren Al Zaytun di Indramayu pimpinan Panji Gumilang selalu disorot begitu isu NII meruak. Banyak pihak yang mengkait-kaitkan Al Zaytun dengan kegiatan NII.
Menyikapi itu, Kementerian Agama (Kemenag) meminta masyarakat tidak asal tuding. Harus ada bukti kuat. Namun pihak Kemenag sudah memantau.
“Banyak mata tertuju kepada Al Zaytun, tetapi sikap pemerintah terhadap Al Zaytun harus hati-hati, ada ribuan anak-anak yang tidak berdosa,” kata Dirjen Binmas Islam Kemenag, Prof Dr Nasaruddin Umar, saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/4/2011).
Nasaruddin menjelaskan, di Al Zaytun terdapat ribuan santri, nasib pendidikan dan masa depan mereka dipertaruhkan, jadi jangan sampai ada sikap asal tuduh.
“Apakah institusi atau oknumnya karena teman-teman yang ke sana di pondok tidak ada yang aneh. Tapi kalau ada kekuatan yang menuding terkait NII, kita akan bicarakan,” ujarnya.
Dia menjelaskan perlu ada penelitian seksama terkait Al Zaytun. Namun pihak Kemenag juga akan meminta agar Al Zaytun melakukan pembuktian bahwa mereka bersih.
“Kami juga meminta mereka terbuka kepada publik,” imbuhnya.
Sementara itu, Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) menyatakan sudah mengumpulkan saksi serta dokumen untuk menyeret Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Al Zaytun yang mereka duga kuat adalah pimpinan Negara Islam Indonesia (NII) KW 9, ke pengadilan.
“Dari dulu kami tidak pernah berhenti melaporkan, namun aparat polisi selalu minta bukti kuat bahwa NII KW 9 itu ada hubungannya dengan Al Zaytun yang dipimpin Panji Gumilang,” ujar Ketua FUUI Athian Ali kepada wartawan saat jumpa pers di Masjid Al Fajr, Jalan Cijagra, Selasa (26/4/2011).
Tim Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2002 pernah meneliti kaitan antara Negara Islam Indonesia (NII) dengan Pesantren Al Zaytun, Indramayu. Hasilnya, memang ada penyimpangan dari ajaran Islam.
“Ya saya kira hasilnya itu ditemukan kaitan kepemimpinan antara Al Zaytun dengan NII KW 9, pemimpinnya yaitu Panji Gumilang,” jelas Ketua MUI Ma’ruf Amin pada 14 April 2011.
Penelitian itu, jelas Ma’ruf dilakukan pada mantan pengajar Al Zaytun, informasi berbagai pihak dan sumber-sumber. Hasilnya, terdapat penyimpangan dalam ajarannya.
“Ada penyimpangan dalam pemahamannya, misalnya soal zakat, nabi,” jelas Ma’ruf.
Sementara itu, pengurus Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jabar, menyangkal lembaganya terkait NII.
“Al Zaytun ini pusat pendidikan, pengembangan budaya toleransi, bukan yang lainnya. Dan Al Zaytun ini berdiri di atas legal formal di bawah Yayasan Pesantren Indonesia,” terang Sekretaris Pesantren Al Zaytun, Abdul Halim, kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).Sumber: http://www.solopos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar