Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman belum menjadi budaya warga masyarakat kabupaten setempat. Tidak seperti Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, semua lapisan masyarakat memperingatinya secara antusias. Di antara sebabnya adalah belum adanya sosialisasi peringatan Hari Jadi Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, ke depan, harus diupayakan sosialisasi yang cukup, demikian Samsul Bakri, S.I.P., M.M., Camat Cangkringan, mengawali sambutannya pada acara Tirakatan dan Doa Bersama Hari Jadi Kabupaten Sleman di pendopo kecamatan setempat.
Pada kesempatan itu juga disampaikan perlunya sinegitas antara Pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa kerjasama yang baik keduanya, tujuan pembangunan tidak akan tercapai secara maksimal. Akibatnya, bisa jadi kegiatan masyarakat yang tidak sejalan dengan program Pemerintah tidak mendapatkan fasilitas dari Pemerintah. Begitu juga sebaliknya, fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat juga tidak akan berjalan efektif jika tanpa didukung oleh warga masyarakat. Oleh karena itu, sinergitas dan kerjasama keduanya sangatlah diperlukan.
Pada acara Malam Tirakatan itu juga dibacakan kilas balik tentang sejarah Hari Jadi Kabupaten Sleman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar sejarah, disimpulkan bahwa Hari Jadi Kabupaten Sleman adalah 15 Mei 1916. Sehingga, pada tahun 2011 ini adalah Hari Jadi Kabupaten Sleman yang ke-95. Dalam kilas balik itu juga diuraikan tentang perkembangan ibukota kabupaten Sleman dan bupati yang menjabat dalam rentang waktu tahun 1916 sampai dengan 2011.
Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, dalam acara Tirakatan dan Doa Bersama itu juga diadakan acara pemotongan “Tumpeng” oleh Camat Cangkringan, yang kemudian diserahkan kepada Kapolsek dan Danramil Cangkringan. Masyarakat yang hadir juga mendapatkan shadaqah makanan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tumpeng tersebut. Acara ini merupakan simbolisasi bahwa segala aktifitas dan pengabdian umat manusia adalah hanya tertuju kepada Dzat yang Satu, yaitu Tuhan yang Maha Esa, sebagaimana tersimbolkan bentuk tumpeng yang lancip dan mengerucut ke atas. Selain itu, pemotongan tumpeng ini juga sebagai simbol bahwa pengabdian yang dilakukan umat manusia (termasuk aparat pemerintah) harus berpengaruh positif kepada kesejahteraan masyarakat.
Acara Tirakatan dan Doa Bersama ini semakin meriah setelah ditampilkan pentas seni. Pentas seni tersebut diawali dengan pembacaan lagu-lagu macapatan dan tarian Golek di sela-sela acara. Sebagai penutup acara, diakhirilah dengan pentas seni SRANDUL, yang mengisahkan seorang gadis desa yang ingin mengubah nasibnya dengan akan merantau ke luar daerah. Namun, setelah melalui berbagai dialog dan menjalani liku-liku kehidupan yang dialaminya, gadis desa tersebut berketetapan hati bahwa ternyata lebih baik apabila ia tetap membangun kampungnya dengan memanfaatkan potensi alam daerahnya.
Pada kesempatan itu juga disampaikan perlunya sinegitas antara Pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa kerjasama yang baik keduanya, tujuan pembangunan tidak akan tercapai secara maksimal. Akibatnya, bisa jadi kegiatan masyarakat yang tidak sejalan dengan program Pemerintah tidak mendapatkan fasilitas dari Pemerintah. Begitu juga sebaliknya, fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat juga tidak akan berjalan efektif jika tanpa didukung oleh warga masyarakat. Oleh karena itu, sinergitas dan kerjasama keduanya sangatlah diperlukan.
Pada acara Malam Tirakatan itu juga dibacakan kilas balik tentang sejarah Hari Jadi Kabupaten Sleman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para pakar sejarah, disimpulkan bahwa Hari Jadi Kabupaten Sleman adalah 15 Mei 1916. Sehingga, pada tahun 2011 ini adalah Hari Jadi Kabupaten Sleman yang ke-95. Dalam kilas balik itu juga diuraikan tentang perkembangan ibukota kabupaten Sleman dan bupati yang menjabat dalam rentang waktu tahun 1916 sampai dengan 2011.
Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, dalam acara Tirakatan dan Doa Bersama itu juga diadakan acara pemotongan “Tumpeng” oleh Camat Cangkringan, yang kemudian diserahkan kepada Kapolsek dan Danramil Cangkringan. Masyarakat yang hadir juga mendapatkan shadaqah makanan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tumpeng tersebut. Acara ini merupakan simbolisasi bahwa segala aktifitas dan pengabdian umat manusia adalah hanya tertuju kepada Dzat yang Satu, yaitu Tuhan yang Maha Esa, sebagaimana tersimbolkan bentuk tumpeng yang lancip dan mengerucut ke atas. Selain itu, pemotongan tumpeng ini juga sebagai simbol bahwa pengabdian yang dilakukan umat manusia (termasuk aparat pemerintah) harus berpengaruh positif kepada kesejahteraan masyarakat.
Acara Tirakatan dan Doa Bersama ini semakin meriah setelah ditampilkan pentas seni. Pentas seni tersebut diawali dengan pembacaan lagu-lagu macapatan dan tarian Golek di sela-sela acara. Sebagai penutup acara, diakhirilah dengan pentas seni SRANDUL, yang mengisahkan seorang gadis desa yang ingin mengubah nasibnya dengan akan merantau ke luar daerah. Namun, setelah melalui berbagai dialog dan menjalani liku-liku kehidupan yang dialaminya, gadis desa tersebut berketetapan hati bahwa ternyata lebih baik apabila ia tetap membangun kampungnya dengan memanfaatkan potensi alam daerahnya.
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
BalasHapusBERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.
Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....